Anak Durhaka
Rabu, 12 November 2014
Ada seorang anak lelaki tunggal, hanya saja mulutnya suka bicara
kotor dan kasar. Dia selalu melemparkan celaan dan mengumpat orang
tuanya tanpa memperhatikan perasaan mereka, sering durhaka, dan
meremehkan ajaran agama Islam.
Bahkan, tidak pernah taat atau memuliakan
keduanya. Selalu saja menyakiti hati dengan kata-kata yang pedas.
Kedurhakaannya semakin meningkat setelah ayahnya meninggal dunia. Ia
berhati kasar terhadap sang ibu. Ibunya yang menderita ini selalu saja
menyampaikan nasihat kepada anak tunggalnya agar tidak berkawan dengan
teman-teman yang buruk akhlaknya karena mereka itulah yang menyebabkan
anak tunggalnya jauh dan ajaran agama, tidak berakhlak mulia,
ketinggalan pelajaran, dan sifat jelek lainnya. Namun, anak tunggal ini
tidak pernah mendengar nasihat ibunya. Bahkan, melemparkan kata-kata
menyakitkan yang keluar dari hati yang keras membatu. Jika ibunya tidak
berhenti menasihatinya, maka ia mengancam akan lapor kepada
paman-pamannya agar mereka memberi pelajaran kepada ibunya. Namun, ia
malah mencela paman dan bibinya, padahal ia telah berumur 24 tahun. Usia
yang tidak seorang pun bisa mengendalikan keinginannya sebab ia dapat
melawan siapa saja.
Semakin hari ia semakin durhaka kepada
ibunya dengan melemparkan kata-kata kotor dan menyakitkan. Suatu hari
saat setan telah berhasil menguasai nafsunya, ia mengambil sandal dan
melemparkannya ke arah ibunya tanpa perasaan dosa atau bersalah. Sandal
itu tepat mengenai punggung si ibu. Kemudian, si ibu menangis dan
menyesali nasibnya. Saking sakitnya, si ibu menyumpahi anaknya, walaupun
dengan bercucuran air mata. Pada tengah malam anak yang durhaka itu
baru pulang ke rumah setelah bermain-main dengan kawan-kawannya yang
jahat, lalu masuk kamar dan tidur pulas.
Keesokan harinya, ketika ia bangun tidur, tiba-tiba ia tidak dapat
menggerakkan tangan kanannya…. Tangan yang digunakan untuk melempar
ibunya dengan sandal. Ya benar, sama sekali tangannya tidak dapat
digerakkan!! Tangan kanannya lumpuh. Kemudian, ia menutup pintu kamar
tidurnya dengan keras dan menangisi nasib dirinya atas perbuatan dosanya
terhadap sang ibu. Mengetahui musibah yang menimpa anak tunggalnya,
si ibu merasa kasihan karena tidak bisa berbuat apa-apa, lalu beliau
mendoakan agar Allah memberi kesembuhan kepada anak tunggalnya.
Bagaimana bisa terjadi sehingga anak itu tega melempar ibu kandungnya
dengan sandal? Sesungguhnya manusia yang paling bodoh sekalipun tidak
mungkin melakukan perbuatan dosa seperti itu. Hal tersebut tidak
dilakukan manusia terhadap binatang kesayangannya karena belas kasih!
Sudah hilangkah ajaran agama dan hati nuraninya?
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang hamba-Nya
untuk berkata “ah” kepada kedua orang tuanya, dan agar berlemah lembut
dan sopan-santun terhadapnya. Bagaimana nasib seseorang yang berbuat
dosa terhadap kedua orang tuanya, seperti, melemparnya dengan sandal?
Apakah mungkin dikatakan ia masih memegang nilai-nilai Islam? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
”Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya mengandungnya
dengan susah-payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan sehingga apabila dia
telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun, ia berdoa, ‘Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada Ibu-bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang
salih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. “(Al-Ahqaf: 15).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar